ASI berfungsi sebagai imunisasi alami terbaik bagi bayi, ketika bayi masih berada dalam rahim ibu keadaan bayi bergantung pada plasenta sang ibu. Lewat plasenta, bayi mendapatkan asupan nutrisi makanan, oksigen serta asupan sistem imun untuk mengawali kehidupannya kelak.
Menurut dr. Nurul Inayah & dr. Giky Karwiky dalam bukunya yang berjudul "kiat sehat dengan dan tanpa obat" dijelaskan bahwasanya, selama masa kehamilan, antibodi tertentu, yaitu IgG, terus dialirkan ke tubuh janin. Anti bodi inilah yang nantinya berfungsi menjaga tubuh janin dari serangan berbagai bibit penyakit nantinya. Sejak dilahirkan, IgG dapat bertahan dalam rentang waktu 6 hingga 9 bulan kemudian, bahkan 15 bualan. Ini berarti, IgG yang disalurkan ibu tidak hanya berperan di dalam sistem saat manusia masih janin, tetapi juga di saat janin sudah terlahir menjadi bayi. Dengan modal ini, bayi mampu mempertahankan dirinya sampai kelak ia berumur kira-kira 9 bulan. Namun ini bukan satu-satunya anti bodi bayi, tubuh janin sendiri juga telah berlatih memproduksi anti bodi lainnya, yaitu anti bodi IgM sekalipun kadarnya kecil.
Janin memproduksi anti bodi IgM dalam jumlah yang sedikit, karena jika ditemukan IgM dalam jumlah yang banyak ditubuh janin, hal ini menandakan terjadinya infeksi di dalam kandungan.
ASI sebagai imunisasi
Saat bayi terlahir maka terputuslah plasenta yang merupakan penghubung antara bayi dan ibu. Penghubung berikutnya dalam distribusi makanan dan anti bodi bagi sisem imun tubuh bayi adalah puting susu ibu. ASI yang dikeluarkan oleh puting susu ibu mengandung anti bodi kelas lain yaitu anti bodi IgA, yang merupakan hasil konversi oleh tubuh ibu dari anti bodi IgG.
Dengan pertambahan kelengkapan anti bodi , berarti bayi lebih siap menghadapi dunia nyata dibandingkan fase janin. Tubuh bayi mempunyai keistimewaan tersendiri dalam sambutannya terhadap antibodi ini. Dinding usus bayi memiliki permeabilitas yang dapat meningkat atau menurun (fleksibel) sehingga mejadi pintu gerbang yang lebar bagi masuknya IgA melintasi dinding ususnya. Keberadaanya di dinding usus, menjadikan IgA berada di titik utama sistem imun tubuh bayi, yaitu di saluran pencernaan bayi. Salain itu anti bodi IgA juga teh berjaga-jaga di saluran pernafasan dan di peredaran darah.
ASI high quality atau yang biasa disebut kolostrum, kolostrum memiliki kandungan sel darah putih yang melimpah. Sel-sel darah putih dari ASI ini membawa sel memori sehingga sel-sel darah putih tersebut dapat langsung aktif dan memperbanyak diri ketika tubuh bayi mendapat serangan “penyakit” dari luar, dengn kata lain daya tahan yang dimiliki bayi adalah daya tahan “warisan” orang dewasa (ibu). Dengan demikian, tubuh bayi yang terlihat begitu lemah ternyata sedemikian kuat. Selain itu keberadaan sel memori-B memungkinkan pula sistem imun bayi membuat anti bodi sendiri.
Hal luar biasa yang perlu Anda ketahui, kolostrum hanya ada di saat awal kali ibu menyusui dalam setiap kehamilannya. Saran untuk para ibu atau calon ibu, jangan sampai ASI pertama terbuang apalagi sengaja dibuang karena mengikuti tradisi. Kolstrum atau ASI pertama jelas sangat penting bagi bayi dan bagi kehidupanya nanti. Inilah proses sempurna dalam menciptakan sistem imun tubuh yang kuat.
Dengan mendapatkan ASI pertama/perdana (kolostrum) yang berwarna “aneh” (putih kekuningan pekat) berarti mansia telah “di imunisasi” (secara pasif) di awal kehidupannya.
Sesuai dengan pengalaman penyakit yang pernah dialami sang ibu (ketika ia berhasil sembuh), sang bayi kini memiliki kekebalan penyakit yang serupa
ASI sebagai antibiotik
ASI mengandung senyawa tertentu yang dapat mengatasi persoalan yang ditimbulkan oleh bakteri. Komponen ASI berupa lisozim bekerja “menghancurkan” dinding sel bakteri. Ketika dinding sel penyangga kehidupan bakteri ini hancur, bakteripun otomatis lebur dan mati. Bakteri tertentu dibunuh dengan cara seperti ini oleh ASI, karena ASI bagaikan antibiotik golongan “bakteriosidal”.
Komponen-komponen pertahanan yang ada pada ASI, semuanya begitu mudah menembus usus, melintasi aliran darah saat usia bayi dibawah 4 hingga 6 bulan. Dalam rentang usia ini dinding usus bayi yang masih “terbuka”, lewat umur 6 bulan sel dinding usus akan merapat, molekul-molekul besar akan sulit lewat. Hal ini sekaligus akan menjadi perlindungan pasif bagi bayi. Diare, infeksi heamophilus, influenza tipe B, herpes simpleks (cacar air), infeksi saluran pernafasan dan infeksi telingah tengah, semuanya dapat dicegah dengan pemberian ASI.
ASI Sebagai Nutrisi Sistem Imun
bukan semata-mata untuk awal kehidupan manusia. ASI juga berperan dalam perkembangan sistem imun dimasa-masa mendatang kehidupan bayi. Timus yang merupakan instrumen sistem imun tubuh yang berperan sentral dalam mendidik dan menyeleksi limfosit-T (pasukan berkuda sistem imun tubuh) menjadi lebih besar ukurannya dengan pemberian ASI.
ASI dan susu formula mempengaruhi ekspresi gen secara berbeda. ASI mengandung berbagai elemen bioaktif, seperti hormon dan faktor pertumbuhan. Sebaliknya susu sapi (komponen utama dalam susu formula) diciptakan untuk memberi makan anak sapi. Oleh karena itu, komponennya jauh berbeda dengan susu manusia dan elemen bioaktifnya sudah banyak yang rusak ketika diproses menjadi susu formula.
Perlu di garis bawahi
Meski para ilmuwan telah banyak meneliti agar susu formula diformulasi agar mirip dengan susu ASI, hingga kini keunggunlan ASI tetap tak tertandingi. Tak ada pilihan lain, imunisasi bayi dengan ASI adalah WAJIB.
Selain edukasi pentingnya pemberian ASI, kewajiban ini mesti tetap terlaksana sekalipun sang ibu telah meninggal, salah satu gagasan yang muncul adalah “bank ASI”. Ini juga boleh didukung asalkan ada data siapa yang menjadi “ibu susuanya”.
Menurut dr. Nurul Inayah & dr. Giky Karwiky dalam bukunya yang berjudul "kiat sehat dengan dan tanpa obat" dijelaskan bahwasanya, selama masa kehamilan, antibodi tertentu, yaitu IgG, terus dialirkan ke tubuh janin. Anti bodi inilah yang nantinya berfungsi menjaga tubuh janin dari serangan berbagai bibit penyakit nantinya. Sejak dilahirkan, IgG dapat bertahan dalam rentang waktu 6 hingga 9 bulan kemudian, bahkan 15 bualan. Ini berarti, IgG yang disalurkan ibu tidak hanya berperan di dalam sistem saat manusia masih janin, tetapi juga di saat janin sudah terlahir menjadi bayi. Dengan modal ini, bayi mampu mempertahankan dirinya sampai kelak ia berumur kira-kira 9 bulan. Namun ini bukan satu-satunya anti bodi bayi, tubuh janin sendiri juga telah berlatih memproduksi anti bodi lainnya, yaitu anti bodi IgM sekalipun kadarnya kecil.
Janin memproduksi anti bodi IgM dalam jumlah yang sedikit, karena jika ditemukan IgM dalam jumlah yang banyak ditubuh janin, hal ini menandakan terjadinya infeksi di dalam kandungan.
ASI sebagai imunisasi
Saat bayi terlahir maka terputuslah plasenta yang merupakan penghubung antara bayi dan ibu. Penghubung berikutnya dalam distribusi makanan dan anti bodi bagi sisem imun tubuh bayi adalah puting susu ibu. ASI yang dikeluarkan oleh puting susu ibu mengandung anti bodi kelas lain yaitu anti bodi IgA, yang merupakan hasil konversi oleh tubuh ibu dari anti bodi IgG.
Dengan pertambahan kelengkapan anti bodi , berarti bayi lebih siap menghadapi dunia nyata dibandingkan fase janin. Tubuh bayi mempunyai keistimewaan tersendiri dalam sambutannya terhadap antibodi ini. Dinding usus bayi memiliki permeabilitas yang dapat meningkat atau menurun (fleksibel) sehingga mejadi pintu gerbang yang lebar bagi masuknya IgA melintasi dinding ususnya. Keberadaanya di dinding usus, menjadikan IgA berada di titik utama sistem imun tubuh bayi, yaitu di saluran pencernaan bayi. Salain itu anti bodi IgA juga teh berjaga-jaga di saluran pernafasan dan di peredaran darah.
ASI high quality atau yang biasa disebut kolostrum, kolostrum memiliki kandungan sel darah putih yang melimpah. Sel-sel darah putih dari ASI ini membawa sel memori sehingga sel-sel darah putih tersebut dapat langsung aktif dan memperbanyak diri ketika tubuh bayi mendapat serangan “penyakit” dari luar, dengn kata lain daya tahan yang dimiliki bayi adalah daya tahan “warisan” orang dewasa (ibu). Dengan demikian, tubuh bayi yang terlihat begitu lemah ternyata sedemikian kuat. Selain itu keberadaan sel memori-B memungkinkan pula sistem imun bayi membuat anti bodi sendiri.
Hal luar biasa yang perlu Anda ketahui, kolostrum hanya ada di saat awal kali ibu menyusui dalam setiap kehamilannya. Saran untuk para ibu atau calon ibu, jangan sampai ASI pertama terbuang apalagi sengaja dibuang karena mengikuti tradisi. Kolstrum atau ASI pertama jelas sangat penting bagi bayi dan bagi kehidupanya nanti. Inilah proses sempurna dalam menciptakan sistem imun tubuh yang kuat.
Dengan mendapatkan ASI pertama/perdana (kolostrum) yang berwarna “aneh” (putih kekuningan pekat) berarti mansia telah “di imunisasi” (secara pasif) di awal kehidupannya.
Sesuai dengan pengalaman penyakit yang pernah dialami sang ibu (ketika ia berhasil sembuh), sang bayi kini memiliki kekebalan penyakit yang serupa
ASI sebagai antibiotik
ASI mengandung senyawa tertentu yang dapat mengatasi persoalan yang ditimbulkan oleh bakteri. Komponen ASI berupa lisozim bekerja “menghancurkan” dinding sel bakteri. Ketika dinding sel penyangga kehidupan bakteri ini hancur, bakteripun otomatis lebur dan mati. Bakteri tertentu dibunuh dengan cara seperti ini oleh ASI, karena ASI bagaikan antibiotik golongan “bakteriosidal”.
Komponen-komponen pertahanan yang ada pada ASI, semuanya begitu mudah menembus usus, melintasi aliran darah saat usia bayi dibawah 4 hingga 6 bulan. Dalam rentang usia ini dinding usus bayi yang masih “terbuka”, lewat umur 6 bulan sel dinding usus akan merapat, molekul-molekul besar akan sulit lewat. Hal ini sekaligus akan menjadi perlindungan pasif bagi bayi. Diare, infeksi heamophilus, influenza tipe B, herpes simpleks (cacar air), infeksi saluran pernafasan dan infeksi telingah tengah, semuanya dapat dicegah dengan pemberian ASI.
ASI Sebagai Nutrisi Sistem Imun
bukan semata-mata untuk awal kehidupan manusia. ASI juga berperan dalam perkembangan sistem imun dimasa-masa mendatang kehidupan bayi. Timus yang merupakan instrumen sistem imun tubuh yang berperan sentral dalam mendidik dan menyeleksi limfosit-T (pasukan berkuda sistem imun tubuh) menjadi lebih besar ukurannya dengan pemberian ASI.
ASI dan susu formula mempengaruhi ekspresi gen secara berbeda. ASI mengandung berbagai elemen bioaktif, seperti hormon dan faktor pertumbuhan. Sebaliknya susu sapi (komponen utama dalam susu formula) diciptakan untuk memberi makan anak sapi. Oleh karena itu, komponennya jauh berbeda dengan susu manusia dan elemen bioaktifnya sudah banyak yang rusak ketika diproses menjadi susu formula.
Perlu di garis bawahi
Meski para ilmuwan telah banyak meneliti agar susu formula diformulasi agar mirip dengan susu ASI, hingga kini keunggunlan ASI tetap tak tertandingi. Tak ada pilihan lain, imunisasi bayi dengan ASI adalah WAJIB.
Selain edukasi pentingnya pemberian ASI, kewajiban ini mesti tetap terlaksana sekalipun sang ibu telah meninggal, salah satu gagasan yang muncul adalah “bank ASI”. Ini juga boleh didukung asalkan ada data siapa yang menjadi “ibu susuanya”.
0 Response to "Keajaiban ASI serta fungsi ASI sebagai imunisasi alami terbaik bagi bayi | Semua resep ibu"
Post a Comment